Seiring waktu berjalan garis selalu ada menggambarkan kenyataan hari ini
Terimalah dengan lapang dada walau suka dan duka
Waktu terus berkemas betapa siang lekas menepi sampai kapan kau akan bertahan menggeluti kenyataan
Meninggalkan kenangan yang berserak pada jejak jejak musim hinaku dikala senja terlukis dalam angan takdir dan waktu
Sementara harapan menjemput ratap mengunyah sisa mimpi merumuskan perih menggeluti sebuah kisah.
Lihatlah bintang yang tergulai diantara siang dan malam berusaha mencapai mimpi yang tak terbeli
pasrahlah engkau pada takdir dan waktu semua hanya hening ketika mengingatnya
Kau pasti sedang menghitung berapa nasib lagi tinggal sebelum senja terakhir kau tutup tanpa seorang pun tau siapa kau
kenangan itu telah menjadi ihtihasa dimana sekarang menjadi purana maka akan ku abadikan lewat aksara
Aku tidak memahami air kepada awan yang menjadikannya mendung dan mengapa harus redup dan kemudian jatuh menjadi hujan dan menciptakan pelangi disana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar