Gunadarma University

Senin, 14 Maret 2016

YUAN EFFECT BAGI INDONESIA



YUAN EFFECT UNTUK INDONESIA
China menurunkan mata uangnya Yuan perlu diwaspadai oleh Indonesia. Ada kekhawatiran kalau perang mata uang terjadi dengan devaluasi Yuan dalam jangka panjang.
Ekonom BCA, David Sumual menuturkan bank sentral China telah melemahkan mata uangnya selama tiga hari berturut-turut menjadi sekitar 4,6 persen. Ada kabar China akan menurunkan mata uangnya hingga 10 persen. Hal ini perlu diwaspadai pemerintah Indonesia untuk jangka panjang.
"Dikhawatirkan ada perang mata uang. Selain itu Amerika Serikat bisa menahan suku bunganya. Bila skenario ini terjadi dikhawatirkan akan memicu krisis global seperti pada 2008," ujar David saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (13/8/2015).
Akan tetapi, menurut David, bank sentral AS kemungkinan tetap menaikkan suku bunganya. Hal itu mengingat soal kredibilitas. Pejabat bank sentral AS menyatakan akan menaikkan suku bunga sebelum akhir tahun 2015. Karena itu, ia mengharapkan perang mata uang ini tidak terjadi agar mendukung ekonomi China.
David menilai, China melemahkan mata uangnya untuk memberikan sinyal ke Dana Moneter Internasional/International Monetery Fund (IMF) terkait Yuan masuk keranjang mata uang cadangan (Special Drawing Rights/SDR). SDR adalah mata uang internasional yang diciptakan IMF untuk mengatasi kesulitan likuiditas internasional dan menjaga stabilitas kurs mata uang.
"Dengan masuk SDR maka Yuan dapat jadi reserve currency maka bisa dipegang negara mana pun," kata David.

Dampak Pelemahan Yuan bagi Indonesia
Lalu apa dampak China melemahkan Yuan bagi Indonesia? David mengatakan, kebijakan pelemahan Yuan dapat membantu mengangkat ekonomi China dalam jangka panjang. Ekonomi China membaik akan berdampak positif bagi Indonesia. Hal itu lantaran ekspor Indonesia sebagian besar ke China terutama komoditas.
Namun sisi lain, David mengingatkan kalau Yuan melemah ini dapat membuat barang-barang China makin menyerbu ke Indonesia. Apalagi saat Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan perjanjian dagang dengan China. Indonesia diharapkan dapat bersiap secara ekonomi dan geo politik untuk menghadapi hal tersebut. "Daya saing harus ditingkatkan dan biaya ekonomi seperti logistik pun dapat diturunkan," kata David.
China melemahkan mata uang Yuan harian sekitar 1,9 persen terhadap dolar Amerika Serikat pada Selasa pekan ini, dan terus berlanjut hingga hari ini. Langkah itu sebagai bagian dari reformasi pemerintah China untuk mengupayakan perluasan penggunaan Yuan secara global.
Selain itu, devaluasi Yuan memberikan sinyal kepada pasar kalau situasi pertumbuhan ekonomi China yang mengkhawatirkan sejalan dengan perlambatan investasi, konsumsi masyarakat dan ekspor. Ekspor China turun menjadi 8,3 persen pada Juli.
Pelemahan mata uang ini diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekspor China dan meningkatkan daya saing produk domestik terhadap barang-barang impor. "Produsen China dikhawatirkan akan kembali menggunakan bahan domestik," tulis riset PT Henan Putihrai.
Dalam riset PT Henan Putihrai itu juga menyebutkan kalau depresiasi Yuan secara signifikan menyebabkan penurunan imbal hasil bagi investor sehingga meningkatkan potensi outflow dari bursa saham China secara besar dalam jangka pendek.
"Kami melihat pelemahan bursa China akan kembali memberikan sentimen negatif terhadap pergerakan IHSG mengingat korelasi yang sangat tinggi antara pertumbuhan ekonomi Indonesia dan China serta tingginya ekspor Indonesia ke China," tulis riset itu.
Lebih lanjut dikemukakan kalau penurunan Yuan membuat potensi pertumbuhan ekspor Indonesia ke China menjadi semakin kecil. Walau pun jangka panjang, apa bila produktivitas China dapat bergerak dengan cepat masih ada kemungkinan negara itu perlu mengekspor bahan mentah dari negara-negara seperti Indonesia. (Ahm/Ndw)



Peluang dan Tantangan Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Persaingan tenaga kerja akan semakin ketat menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau Pasar Bebas ASEAN tahun 2015. Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Siapkah Anda menghadapi persaingan di tahun 2015?
Persaingan di bursa tenaga kerja akan semakin meningkat menjelang pemberlakuan pasar bebas Asean pada akhir 2015 mendatang. Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Siapkah Anda menghadapi persaingan di tahun 2015?
Apa yang dimaksud dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?
MEA adalah sebuah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk menghilangkan, jika tidak, meminimalisasi hambatan-hambatan di dalam melakukan kegiatan ekonomi lintas kawasan, misalnya dalam perdagangan barang, jasa, dan investasi.
Hal ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Apa tujuan diadakannya MEA?
Tujuan utama MEA 2015 yang ingin menghilangkan secara signifikan hambatan-hambatan kegiatan ekonomi lintas kawasan tersebut, diimplementasikan melalui 4 pilar utama, yaitu
  • ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional (single market and production base) dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas
  • ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi (competitive economic region), dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerce;
  • ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata (equitable economic development) dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam); dan
  • ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global (integration into the global economy) dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.

Apakah MEA memberikan peluang untuk Indonesia?
Bagi Indonesia, keberadaan MEA menjadi babak awal untuk mengembangkan berbagai kualitas perekonomian di kawasan Asia Tenggara dalam perkembangan pasar bebas di akhir 2015. MEA menjadi dua sisi mata uang bagi Indonesia : satu sisi menjadi kesempatan yang baik untuk menunjukkan kualitas dan kuantitas produk dan sumber daya manusia (SDM) Indonesia kepada negara-negara lain dengan terbuka, tetapi pada sisi yang lain dapat menjadi boomerang untuk Indonesia apabila Indonesia tidak dapat memanfaatkannya dengan baik.
MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia.
Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia.
Lalu apa yang menjadi hambatan dan risiko bagi Indonesia dengan adanya MEA?
Dengan adanya perdagangan bebas, kita mampu meningkatkan ekspor akan tetapi kita juga harus waspada akan resiko kompetisi (competition risk) yang muncul dengan banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Indonesia sendiri.
Dari sisi investasi, Indonesia masih memiliki tingkat regulasi yang kurang mengikat sehingga dapat menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber daya alam oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negara-negara lainnya. Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.
Bagaimana MEA akan mempengaruhi dunia ketenagakerjaan?
Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi  lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Tapi perlu diingat bahwa hal ini dapat memunculkan risiko ketenagakarejaan bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas, Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia masih berada pada peringkat keempat di ASEAN.
Permasalahan yang ada dari sisi tenaga kerja tidak terlepas dari kualitas yang rendah, seperti tingkat pendidikan dan keahlian yang belum memadai.  Dari data yang dilansir Tempo, jumalah tenaga kerja Indonesia pada Februari 2014 sebesar 125,3 juta orang dengan jumlah pekerja 11,2 orang. Namun, ini tidak dapat diimbangi dengan kualitas pendidikan yang dimiliki oleh pekerjanya. Mayoritas tenaga kerja Indonesia masih berpendidikan sekolah dasar dan lebih banyak bekerja di sektor informal.
Bagaimana mempersiapkan tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi MEA 2015?
Indonesia harus melihat MEA sebagai peluang yang terbuka untuk memperbaiki kualitas SDM yang ada dengan meningkatkan daya saing, menyediakan pendidikan dan kesehatan yang memadai, dan memberikan edukasi terhadap pentingnya MEA 2015.
Pemerintah Indonesia harus mampu mendorong diadakan pelatihan keterampilan karena mayoritas tenaga kerja Indonesia kurang dalam kecerdasan sikap, kemampuan berbahasa Inggris dan pengoperasian komputer.
Meskipun peran dominan dalam meningkatkan kualitas menjadi milik pemerintah, bukan berarti seluruh tanggung jawab berada di tangan pemerintah. Justru sebaliknya, perlu kesadaran bahwa efek dari MEA akan dirasakan langsung oleh masyarakat dan tanggung jawab untuk berpartisipasi dan mempersiapkan diri menjelang 2015 menjadi milik bersama. 


TARGET DAN TUJUAN SDG DI INDONESIA
Pengertian SDGs adalah singkatan atau kepanjangan dari sustainable development goals, yaitu sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia.

Konsep SDGs melanjutkan konsep pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) di mana konsep itu sudah berakhir pada tahun 2015. Jadi, kerangka pembangunan yang berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang semula menggunakan konsep MGDs sekarang diganti SDGs.

Tujuan SDGs
Ada banyak tujuan dari konsep SDGs. Namun ada tiga tujuan yang dirangkum redaksi Berberita.com dari materi yang disampaikan Menteri Sosial Republik Indonesia (RI) Khofifah Indar Parawansa.

Pertama, SDGs diharapkan bisa mengakhiri segala bentuk kemiskinan di semua negara manapun.

Kedua, SDGs bertujuan mengakhiri segala bentuk kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi dan mendorong pertanian secara berkelanjutan.

Ketiga, target SDGs adalah menjamin adanya kehidupan yang sehat, serta mendorong kesejahteraan untuk semua orang di dunia pada semua usia.
dokumen usulan SDGs MDGs PDF

Target SDGs
Target utamanya mengentaskan kemiskinan. Tapi, Indonesia akan menggunakan tiga indikator terkait dengan dokumen SDGs, yaitu pembangunan manusia atau human development yang meliputi pendidikan dan kesehatan, lingkungan dalam skala kecil atau social economic development dan lingkungan yang besar atau environmental development berupa ketersediaan kualitas lingkungan dan sumber daya alam yang baik.

Perbedaan dengan MGDs
Pada dasarnya MDDs dan SDGs punya persamaan dan kesamaan tujuan yang sama. Yakni, SDGs melanjutkan cita-cita mulia MGDs yang ingin konsen menganggulangi kelaparan dan kemiskinan di dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar